Selasa, 15 November 2016

cerpen : tolong maafkan aku ayah



Tolong maafkan aku ayah


Setiap hari kita pasti selalu melakukan kesalahan, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Kita pernah melakukan kesalahan pada siapa saja, dari orang yang terdekat kita ataupun orang yang hanya sekedar kenal. Kita juga pasti pernah melakukan kesalahan pada orang tua, baik kita sadari ataupun tanpa kita sadari. Untuk lebih jelas, saya akan jelaskan lewat cerpen berikut.
Pada suatu hari, ada seorang ayah yang sedang bertanya pada anak laki-lakinya. “nak, apa yang kau inginkan dariku sebagai ucapan selamat atas kelulusan wisuda dariku” tanya ayah. “aku ingin mobil sport terbaru ayah” jawab anak. “apa kau sangat menginginkannya?” tanya ayah lagi. “ya, aku sangat menginginkannya karena semua teman-temanku sudah mempunyainya” jawab anak.
Ketika hari kelulusan sudah tiba, sang ayah mengatakan “kau sangat hebat nak, kau adalah satu-satunya anakku yang terbaik”. “terima kasih ayah, tetapi bagaimana dengan hadiah untukku” tanya anak. “hadiah itu akan aku berikan padamu ketika kita sudah sampai dirumah, untuk saat ini kita pulang dahulu, istirahat sebentar lalu akan kuberikan hadiah untukmu” jawab ayah menjelaskan.
Ketika dirumah, sang ayah memanggil anak untuk berbicara sesuatu dan memberikan sesuatu. “ini adalah buku harianku, silahkan kau baca” ucap ayah sambil memberikan sebuah  buku yang terlihat sangat tua. Lalu sang anak mengambil buku tersebut dan mebantingnya sambil berkata “bukan ini yang aku inginkan ayah, yang aku inginkan adalah mobil. Bukankah ayah sudah berjanji untuk memberikannya kepadaku ketika hari kelulusan wisuda?” ucap anak sambil marah, lalu segera pergi dari rumah.
Sang anak pergi dari rumah sampai bertahun-tahun, sampai Ia sudah menikah tanpa mengundang ayahnya, meminta izin dari ayah dan tidak memperkenalkan istrinya kepada ayah. setelah sekian lama pergi dan tidak pernah mengunjungi ayahnya, akhirnya sang anak mendapat kabar dari polisi bahwa sang ayah sudah meninggal dan sang anak diharapkan datang untuk melihat-lihat apakah masih ada barang berharga yang ditinggalkan oleh ayah.
Ketika sampai di rumah ayah, sang anak melihat buku harian ayahnya tergeletak diatas meja ruang keluarga. Ketika dibaca dan dilihat disana tertulis “selalu jadilah seseorang yang rendah hati, jangan sampai kau menjadi seseorang hebat tanpa budi pekerti. Jadilah seseorang rendah diri, jangan sampai semua orang membencimu karena sikapmu yang tidak baik”. Ketika dibuka ke halaman selanjutnya terdapat tulisan “saat ini kau sudah lulus, aku sangat bangga padamu. Tapi ingatlah akan satu hal, kau boleh terkenal tapi karena keberhasilan dan kebaikan. Aku tidak ingin kau terkenal tetapi ada seseorang yang menderita akibat kau”.
Ketika selesai membaca, sang anak merasa sangat sedih tetapi rasa sedihnya terkalahkan oleh rasa bencinya. Ketika ingin menaruh kembali buku itu, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh kelantai. Ternyata yang jatuh adalah kunci mobil sport yang selama ini diinginkannya.
“tuan, saya menemukan sebuah mobil di garasi belakang. Mohon dilihat tuan” ucap pak polisi. Ketika sampai digarasi belakang, dibukanya pentutp mobil itu dan ternyata itu adalah mobil sport impiannya. Mobil itu sudah banyak sekalli debu dan kotoran, lalu sang anak melihat dalam isi mobil itu. Ternyata, mobil itu masih sangat baru dan jok mobil masih dalam keadaan yang baik bahkan masih terbungkus plastik.
Ketika diperiksa dalam mobil ternyata, terdapat secarik kertas yang bertuliskan “ini adalah mobil impianmu, aku sudah membelikannya sejak lama karena aku tahu bahwa engkau sangat menyukainya. Bukankah aku sudah janji padamu? Maka aku juga sudah menepati janjiku. Aku sangat sayang padamu dan terus akan menyayangimu sampai suatu saat nanti aku juga akan menyayangi anak kecil dari mu ketika kau sudah menikah”.
Keluarlah anak dari mobil, kemudian Ia duduk sambil menangis. Ia sangat menyesal kenapa hari itu meninggalkan ayahnya, mengapa saat itu tidak mendengarkan ayahnya. Sang anak sangat menyesal atas perbuatannya sambil berkata “maafkan aku ayah, aku bukanlah anak yang terbaik. Aku adalah anak yang durhaka, aku adalah anak yang sangat mengecewakan”.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah tadi adalah dengarkanlah nasihat dari orang tua, banggakanlah mereka selagi mereka masih utuh. Segeralah minta maaf apabila kita melakukan kesalahan, tidak selamanya kita menganggap orang tua salah. Kadang kita juga pasti pernah salah walau tanpa kita sadari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar