Besarnya rasa sayangku padamu
Hai, namaku Irwan aku biasa dipanggil
nama Wawan. Aku memiliki sahabat yang bernama Irna, kami sudah bersahabat sejak
kecil. Setiap hari kami selalu melakukan bersama dari mulai berangkat ke
sekolah bareng sampai saat ini kami tetap melakukan segalanya bersama.
Sekian lama aku sudah bersahabat, lama
juga aku sudah bersama dengannya tapi kini aku merasa ada yang berbeda dengan
diriku. Aku tidak tahu kenapa hatiku selalu gelisah apabila sehari tidak jalan
bersama dengannya, aku juga sangat khawatir ketika Irna tidak bersamaku walau
hanya sehari.
Suatu hari di tempat kerja, aku menceritakan apa yang aku
rasakan kepada temanku yaitu Ratna. Aku juga sudah lama kenal dengan Ratna
seperti halnya Irna. Ketika aku selesai bercerita Ratna mengatakan bahwa aku
suka kepada Irna, aku hanya tida percaya dan berkata “tidak mungkin karena aku
dan Irna sudah bersahabat dari kecil, dan aku juga tidak mungkin suka kepada
Irna karena aku memiliki teman perempuan yang banyak dan juga cantik”. “rasa
itu bisa saja muncul apabila kamu sering melakukan aktivitas bersama dan
apalagi kamu sudah lama bersahabat dengannya. Jadi wajar aja kalau rasa itu
bisa terjadi” ucap Ratna.
Keesokannya, aku mengajak Irna bertemu
ditempat yang biasa kami datangi. Aku mengajaknya kesana dengan niat ingin
mengungkapkan rasa cintaku padanya. Tetapi aku urungkan niatku karena, ketika
ingin mengatakan Irna sudah lebih dahulu bercerita “aku sangat senang karena
mulai hari ini aku sudah resmi berpacaran dengan Tony. Aku gak percaya banget
bisa pacaran dengan dia, aku kira aku hanya akan bermimpi bisa deket sama dia.
Sumpah aku seneng banget, kamu seneng gak?”. “iya, aku juga seneng karena kamu
seneng” ucapku walaupun harus menahan airmata.
Hari pun
terus berganti,siang menjadi malam dan begitupun malam menjadi siang.
Kini aku telah melupakan Irna, selama ini aku mengira bahwa aku tidak akan bisa
melupakannya dan aku hanya akan bisa menyukai Irna. Saat ini, aku semakin dekat
dengan Ratna, sedangkan Irna sudah ingin kejenjang yang lebih dengan Tony.
Walaupun pertamanya aku sangat sakit, dan hanya bisa pura-pura tersenyum ketika
melihat Ia bahagia.
Suatu hari Ratna mengajakku untuk bertemu
karena ingin berbicara sesuatu kepadaku “sebenarnya ada yang ingin aku bilang
sama kamu, tapi aku mohon kamu jangan tersinggung. Aku sudah lama suka sama
kamu, aku bilang ini kekamu bukan untu bisa pacaran sama kamu. Aku bilang ini
agar kamu tahu, dan aku juga sudah terlalu lama memendam rasa ini sampai-sampai
aku sering gugup didekat kamu” katanya. Aku hanya diam, lalu aku pun berbicara
“tapi kenapa kamu baru bilang sekarang? Kalau kamu memang suka padaku, mengapa
kamu tidak cemburu ketika tahu bahwa waktu itu aku menyukai Irna?”. “aku
berusaha tidak cemburu agar kamu bisa bahagia pacaran sama Irna, walaupun aku
selalu merasa sakit kalau kamu menceritakan tentang Irna. Aku lebih suka
melihat kamu bahagia walaupun bukan bersamaku, bukan kamu yang bersamaku tetapi
kebahagiaanmu terletak pada diri Irna”.
Semenjak kejadian itu, hubunganku dengan
Ratna ada jarak. Entah aku yang menjauhi dia atau dia yang menjauhiku, tapi
bisa jadi kami berdua saling menjauhi. Karena semakin ada jarak, kini aku
sangat mengkhawatirkan Ratna, mungkin itu terjadi karena kami tidakk saling
bersama lagi.
Tiga hari berlalu, kini aku sadar bahwa
telah suka kepada Ratna. Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa suka padanya,
mungkinn karena kebaikannya atau mungkin rasa ini telah lama ada dan rasa ini
tertutupi karena rasa cintaku pada Irna dulu.
Kini aku sudah semakin yakin dengan
perasaan ini, aku ingin sekali dekat kembali dengan Ratna. Tetapi, atas saran
dari ibuku, aku segera melamarnya agar kejadian sebelumnya terjadi kembali
seperti halnya kejadianku dengan Irna. Lalu aku mengirim pesan kepada Ratna
“ratna besok aku ingin datang kerumahmu, aku ingin bertemu dengan kamu dan
mami”. Aku memanggil ibu Ratna dengan kata mami, aku memanggilnya agar aku bisa
dekat dengan ibu Ratna. “memangnya kamu mau ngapain?” pesan dari Ratna. “nanti
kamu juga tahu, pokonya kasih tau mami kalau aku ingin datang” balasku.
Keesokan harinya, aku datang kerumah
Ratna ditemani dengan orang tuaku. Ratna sangat heran kenapa aku harus membawa
orangtuaku, setelah dipersilahkan masuk ayahku langsung membicarakan maksud aku
datang kerumah Ratna. Ratna kaget dan mengajakku ketaman depan sebentar untuk
berbicara. “mengapa kamu lakukan ini? Bukankah kamu mencintai Irna?”. “ya, aku
mencintai Irna tapi itu dulu. Kini aku mencintai kamu dengan segenap rasaku,
dan aku sudah melupakan Irna dan membuangnya jauh-jauh dari pikiran dan
hidupku”. “tapi, kamu melakukan ini bukan karena terpaksa kan? Karena aku gak
mau ada orang yang mencintaiku dengan terpaksa, dan aku juga gak mau dicintai
orang karena rasa kasihan”. “aku sudah bilang bahwa aku mencintaimu tulus, aku
juga sudah minta pendapat sama ibu. Ibu merestui kalau aku menikah dengan kamu,
sebenarnya ibu lebih setuju kalau aku sama kamu”. Lalu kami pun segera masuk
kedalam.
Didalam ayah masih berbicara tentang niat
kami, ayah meminta persetujuan kepada Ratna dan Ratna pun menyetujuinya. Satu
bulan kemudian, pernikahan kami dilaksanakan, keluarga kami sangat bahagia
karena pernikahan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar