Selasa, 20 Desember 2016

mengharapkan kasih sayang seorang ibu

Image result for seorang anak perempuan menangis

Aku ingin bersamamu, walau itu hanya dalam mimpi. Hatiku sakit ketika yang lain bisa merasakannya, tapi aku tidak bisa walau itu hanya sekali. Terulas senyum diwajahnya, itu yang membuat aku iri. Mengapa aku tidak diberika seorang ibu? Kenapa aku tidak bisa merasakan halus lembutan tangannya? Temanku yang lain bisa merasakan, kecuali aku?
Temanku bisa merasakan hangat pelukan seorang ibu dan ciuman kasih sayang seorang malaikat tanpa sayap itu, tapi aku tidak bisa. Yang ada hanyalah air mata yang terus menetes dan sambil berharap semoga bisa merasakannya, tapi aku sadar bahwa itu tidak mungkin. Mengapa tidak mungkin? Karena ibuku sudah meninggal ketika melahirkanku.
Kini aku hanya mempunyai seorang ayah, seseorang yang pundaknya begitu kuat untuk mengangkat segala macam beban. Ayah sering berkata bahwa suatu saat nanti aku pasti bisa merasakan hangatnya pelukan ibu, bahkan akulah yang akan member kehangatan itu. Walaupun begitu, aku masih bisa merasakan pelukan walau itu hanya dari nenekku.
Tapi dengan begitu aku bisa merasakan hadirnya seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya, nenek sering berkata kalau suatu saat nanti aku juga harus menyayangi orang lain seperti aku menyayangi orang yang aku sayangi. Dalam hati, aku selalu merasa salah. Apakah benar kalau aku yang sudah membuat ibu meninggal? Aku berpikir seperti itu karena aku memiliki kakak yang selalu berkata seperti itu dan selalu menyalahiku serta membenciku.

Tapi itu semua dibantah oleh ayah, kata ayah, ibu pergi karena tuhan sangat menyayangi ibu sehingga tuhan memanggil ibu dan tuhan ingin bersama ibu. Aku hanya bisa percaya perkataan ayah, tapi aku tidak yakin apakah tuhan sayang ibu? Apakah tuhan hanya sayang kepada ibu dan tidak kepada yang lain? Kata ayah tuhan sayang kepada semua makhluk, tetapi perbuatan ibu yang membuat tuhan lebih sayang kepadanya dan yang membuat tuhan ingin selalu bersama ibu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar