Sabtu, 27 Agustus 2016

cerpen : membuang ayah



Membuang Ayah


Pada suatu hari, disuatu perkampungan yang jauh dari perkotaan. Hiduplah seorang ayah dan anaknya disebuah rumah yang sederhana. Anak tersebut bernama Yusuf, Ia tidak mempunyai seorang ibu yang Ia punya hanyalah seorang ayah yang sangat menyayanginya. Yusuf diajarkan oleh ayahnya tentang segala hal, walaupun Ia tidak bersekolah teetapi Ia mendapat pendidikan yang sama seperti teman-teman nya yang lain.
Karena Yusuf hanya mempunyai ayah, Ia sangat menyayangi ayahnya melebihi apapun. Bahkan ketia ayahnya sakit, Yusuf rela meninggalkan pekerjaannya sebagai petani demi menjaga dan merawat ayahnya. Walaupun ayahnya menyuruh untuk tetap bekerja, Yusuf bersikeras untuk tetap menjaga ayahnya.
Semakin hari Yusuf pun semakin besar, suatu ketika Yusuf bertemu dengan seorang perempuan bernama Dewi. Ia berniat untuk menikahi Dewi, menjadikan istrinya, dan untuk menjaga dan merawat ayahnya yang sudah tua. Yusuf pun meminta izin ayahnya dan ayahnya merestui niat yang baik dari Yusuf.
Akhirnya, Yusuf pun menikah dengan Dewi dan mempunyai seorang anak laki-laki. Anak laki-lakinya tersebut bernama Andi, Andi sangat menyayangi kakeknya seperti halnya Yusuf. Andi diajarkan oleh kakeknya tentang segala hal, sehingga Andi menjadi pintar. Pada suatu ketika, Andi diajak oleh kakeknya pergi ke hutan untuk lebih mengenal tentang tumbuhan dann hewan.
Lalu, Andi melihat seekor burung yang mengeluarkan kotoran. Karena penasaran akhirnya Andi bertanya pada kakeknya apa perbedaan manusia dan hewan. Kakeknya pun menjawab “ manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan memiliki akal dan perasaan, sedangkan hewan tidak memiliki akal “. Karena tidak puas dengan jawaban kakeknya itu Andi pun bertanya kembali “ contoh dari itu apa ? “, kakeknya pun menjawab “ contohnya hewan ketika mengeluarkan kotoran ia tidak ditempat tertutup, sedangkan manusia ketika ingin mengeluarkan kotoran ditempat tertutup “. Andi pun mengangguk tanda mengerti.
Ketika Andi dan kakeknya dihutan, dirumah terdapat Andi dan Dewi yang sedang bertengkar. Dewi menyuruh Yusuf untu membuang ayahnya lantaran ia sudah sangat kesal karena ayah Yusuf yang sudah tidak bisa apa-apa dan hanya bisa merepotkannya. Yusuf pun marah besar karena mereka tinggal dirumah ayahnya bukan dirumah mereka sendiri, karena menurut Yusuf ayahnya sudah susah payah untuk membangun rumah ini dan dengan seenaknya meraka mengusir yahnya.
Dewi pun lebih marah dan mengancam Yusuf apabila ia tidak segera membuang ayahnya, maka ia dan Andi akan meninggalkan Yusuf. Yusuf langsung pucat dan hanya bisa berkata “ baiklah nanti aku pikirkan “. Ketika Andi pulang Yusuf langsung mengajak kekamar untuk berbicara “ Nak, ayah ingin kamu mengajak kakek dan meninggalkan kakek ditengah hutam yang dalam dan jauh. Ini ada selimut berilah kepada kakekmu ketika kamun sudah meninggalkannya “.
Andi pun hanya bisa menuruti perkataan ayahnya dan mengeluarkan air mata. Dengan segera Andi langsung mengajak kakeknya kehutan arah Utara dan meninggalkannya disana. Ketika Yusuf sedang melihat kekamar anaknya, disana terdapat Andi yang sedang menagis sambil memegang selimut yang diberikan Yusuf untuk ayahnya.
Dengan nada marah Yusuf berbicar dengan anaknya “ bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memberikan selimut tersebut kepada kakek ? “, Dewi yang sedang didapur kaget dan langsung kekamar Andi. Andi pun menjawab “ ya, aku memberikan setengah bagian dari selimut ini. Dan setengahnya lagi akan aku gunakan untuk membuang ayahku nanti “. Yusuf dan Dewi pun langsung kaget mendengar ucapan anaknya, lalu mereka pun langsung mencari ayah Yusuf kedalam hutan. 

Cerita diatas mengajarkan kita untuk menghargai seorang ayah yang sudah menjaga dan merawat kita sejak kecil, cerita diatas pun juga mengajarkan bahwa seorang anak bisa memberikan nasehat dan mengajarkan kita tanpa kita sadari. Cerita diatas merupakan hanya sebuah cerita, dan tidak patut untuk kita ikuti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar